Makassar, 14 September 2025 – Sehari setelah prosesi groundbreaking Masjid Minangkabau IKM Sapayuang di Desa Moncongloe Lappara, suasana kota Makassar terasa hangat oleh kehadiran seorang tokoh yang tak hanya membawa wibawa, tetapi juga inspirasi: H. Ferry Taslim, S.H., M.Hum., M.Si., Dt. Toembidjo, Koordinator I Jamdatun Kejaksaan Agung RI.

Di sebuah kafe di Jalan Hertasning, ba’da dzuhur, aroma kopi yang baru diseduh menyelimuti ruangan, bercampur dengan tawa dan percakapan hangat. Di tengah cangkir-cangkir yang mengepul, pengurus IKM Sapayuang berkumpul: Ir. H. Akmal Mustafha selaku Ketua Umum, Dewan Pembina Zainal Sutan Parmato, Dewan Pengawas Kol. Inf. Indra Kurnia, S.Sos., M.Si., Ketua Presidium IKASMIN-SS Sauki Mangkuto Sutan, Sekretaris Jenderal Isnaini Al Ihsan, S.H., Dt. Mangkuto Alam, Bendahara Hendri Sutan Pado, Ketua I Bidang Organisasi Afrizal Pono Sutan, Ketua Panitia Pembangunan Masjid H. Feri Irawan, serta sejumlah pengurus dan anggota IKM Sapayuang lainnya.

Acara “Mangopi” itu lebih dari sekadar menikmati kopi; ia menjadi momen kebersamaan, pertukaran ide, dan pembinaan semangat. Diskusi mengalir seperti kopi yang dituangkan—hangat, pekat, dan penuh energi. Topik percakapan meliputi progres pembangunan masjid, rencana strategis organisasi, serta bagaimana nilai budaya Minangkabau tetap relevan di tengah modernitas.

Ferrytas menegaskan:
“Mangopi hari ini bukan sekadar berbagi kopi, tetapi berbagi semangat dan visi. Masjid ini bukan hanya bangunan; ia adalah lentera yang menuntun kita pada persaudaraan, akar budaya, dan amal yang terus mengalir, seperti kopi yang kita nikmati bersama—hangat, berkelanjutan, dan menyatukan hati.”

Ketua Umum IKM Sapayuang, Ir. H. Akmal Mustafha, menambahkan:
“Setiap cangkir kopi yang kita nikmati bersama mengingatkan kita pada nilai kebersamaan. Masjid ini akan menjadi mercusuar budaya dan spiritual bagi perantau Minangkabau, menguatkan iman, menumbuhkan kepedulian, dan menjaga identitas kita tetap hidup di perantauan.”

Dt. Mangkuto Alam, selaku Niniak Mamak Minangkabau dan Sekretaris Jenderal IKASMIN-SS, menekankan:
“Di setiap percakapan, di setiap tawa, kita menanam nilai dan warisan. Masjid ini bukan sekadar bangunan, tetapi wadah budaya dan iman. Setiap langkah hari ini adalah amanah bagi generasi muda, agar mereka terus menghargai adat, iman, dan persaudaraan yang diwariskan leluhur.”

Menutup rangkaian inspirasi, Ketua Panitia Pembangunan Masjid H. Feri Irawan memberikan pandangan yang penuh motivasi:
“Kehadiran Pak Ferry dan seluruh pengurus hari ini memberi energi baru bagi tim kami. Setiap batu yang akan kami letakkan adalah doa, setiap sudut masjid yang dibangun adalah komitmen untuk menguatkan iman, budaya, dan persaudaraan. Ini bukan sekadar proyek fisik, tetapi proyek hati bagi seluruh perantau Minangkabau.”

Kehangatan itu terasa nyata. Tawa ringan bercampur dengan diskusi serius tentang rencana kegiatan organisasi. Setiap pandangan dan saran menambah kekuatan kolektif. Aroma kopi yang hangat seolah menjadi jembatan, menghubungkan hati, pikiran, dan aspirasi pengurus yang hadir.

Setelah shalat Ashar, Ferrytas bersiap menuju Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, diantar secara pribadi oleh Ketua IKM Sapayuang, Dewan Pembina, Sekretaris Jenderal IKASMIN-SS, dan Bendahara IKASMIN-SS. Meski beliau meninggalkan kota, kehangatan mangopi, percakapan inspiratif, dan doa yang dipanjatkan tetap tertinggal, menjadi energi bagi seluruh pengurus dan anggota untuk melanjutkan perjalanan pembangunan masjid dan penguatan organisasi.

Acara mangopi ini membuktikan bahwa pembangunan Masjid Minangkabau IKM Sapayuang bukan sekadar proyek fisik, melainkan proyek hati, budaya, dan persaudaraan, yang akan terus mengalir bagai aroma kopi—hangat, menyatukan, dan memberi inspirasi bagi perantau Minangkabau di Sulawesi Selatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *